Teater boneka yang dibuat oleh Papermoon Puppet Theater ini berkisah tentang sejarah kehilangan dan kehilangan sejarah. Tentang seorang ayah tunggal bertangan satu, Baba, yang membesarkan kedua anak lelaki yang sangat dicintainya, Moyo dan Tupu. Moyo, 10 tahun adalah anak tertua Baba yang selalu ingin melindungi sang adik. Tupu berumur 4 tahun, selalu ceria dan bersemangat seperti anak-anak pada umumnya.
Mereka tinggal bersebrangan dengan keluarga Haki. Haki juga seorang ayah tunggal, ia hanya ingin hidup dengan aman dan damai. Ia selalu berusaha menjaga dan melindungi anak tunggalnya, Lacuna. Lacuna, gadis kecil yang selalu duduk di atas kursi roda namun memiliki hati yang lembut seperti kembang gula.
Mereka hidup di zaman yang keras, apalagi semenjak tanda segitiga merah tertoreh di jendela rumah Baba. Baba menjadi buronan dan akhirnya dibawa pergi oleh tentara berwajah burung nazar. Moyo dan Tupu dilanda kesepian, hingga akhirnya Moyo pergi menyusul sang ayah tercinta. Tupu yang ditinggalkan ayah dan kakaknya hidup seorang diri dengan kecemasan dan kesendirian.
Bukankah kalau kita tahu tentang apa yang terjadi di masa lalu, maka kita bisa memahami kenapa kita berdiri disini sekarang, dan mau pergi kemana di masa mendatang?